“To live a creative life we must lose our fear of being wrong. Thank you for visit "Catatan Ain". I hope you can find what you want. -Ain-

Rabu, 03 September 2014

Still You #2

   Benar saja! Orang yang menabrakku di kantin kemarin adalah anak baru itu, dan ternyata namanya Bagus. Dia sudah menjadi terkenal sekarang, setiap sudut sekolah pasti tahu siapa Bagus. Padahal ia baru saja 3 hari di sekolah ini. Ketampanannya membuat setiap cewek di sekolah terkagum-kagum. Terlebih lagi katanya ia pintar bermain basket. Tapi kesombongannya membuat para laki-laki di sekolah enggan untuk menjadi temannya. Itulah sebabnya ia menjadi pasif, walaupun banyak cewek yang menyukainya.
   Pelajaran Bahasa Inggris siang ini sungguh membosankan. Pak Rahmat yang tidak berhenti mengoceh dengan bahasa asing yang tak terdengar begitu jelas dengan suara khasnya yang kecil dan agak cempreng sukses mengundang kantukku. Entahlah mengapa hari ini begitu membosankan bagiku. Tidak seperti hari-hari kemarin. Tidak tahu sudah berapa batang isi pensil mekanik yang aku habiskan dalam satu mata pelajaran ini. Aku mencoret-coret bagian belakang buku catatanku. Tanpa ku sadari Sherin memperhatikanku diam-diam.
   “Heh lo kenapa sih?” Bisiknya
   “Gue bete, Sher si botak ngomong mulu daritadi. Ngantuk gue.”
   “Hihihi. Tumben lo.” Sherin cekikikan
   “Iya gatau nih hari ini bete banget gue. Udah ah gue mau ke wc Sher.”
   “Yeee dasar nih anak bule tapi sama bahasa inggris ga demen.”
   "Gue Pakistan, Sher please deh ngga pake bahasa inggris.”
   Iya. Ayahku  memang keturunan Pakistan-Indonesia. Jadi saja wajahku ini sedikit mirip bule. Padahal menurutku hidungku tidak mancung-mancung amat dan rambutku juga tidak pirang. Tapi, setiap bertemu orang baru mereka akan tahu bahwa aku adalah keturunan luar.
   Setelah berhasil meninggalkan kelas dengan alasan ingin ke kamar mandi, aku melihat jam tangan bermotif bunga-bunga yang melingkar manis di pergelangan tangan kiriku. Tinggal 15 menit lagi mata pelajaran si botak-Pak Rahmat-akan habis disusul jam istirahat kedua. Ku putuskan setelah ke kamar mandi, untuk langsung menuju kantin. Agar aku kebagian makanan dan tidak berdesak-desakkan dengan siswa lainnya-seperti pemandangan dua hari lalu.
   Dari kejauhan aku dapat melihat ada seseorang yang sudah tak asing lagi duduk di meja panjang depan kantin, sendirian. Bagus. Ngapain anak baru itu nongkrong disana, bukannya ini masih jam pelajaran. Dan sebelumnya aku tidak dengar suara bel istirahat, batinku. Entah mengapa aku menjadi penasaran dan peduli kepada orang yang sudah menabrakku tempo lalu. Kontan saja aku menepuk jidatku karena merasa bodoh. Tak sadar aku menepukkunya terlalu keras sehingga aku mengaduh sendiri. Aku berjalan menuju kantin sambil memegang jidatku-seperti habis menabrak tiang- tak peduli dengan seseorang yang sedang duduk disana. Sebenarnya aku peduli. Karena aku sempat melirik sedikit ke arahnya saat lewat di depannya, dia sedang memainkan iPod. Huh dasar sok cool ngapain sih make-make earphone gitu, batinku lagi.
   Aku memesan mie ayam. Sambil menunggu, aku masih melirik ke arah luar, ke arah meja panjang di depan kantin. Dia masih disana dengan iPod dan earphonenya, tapi kali ini dia memejamkan matanya mungkin sedang menikmati lagu yang dia dengarkan. Duuuuh! Kok aku jadi peduli gini sih sama dia! Pesananku siap dan seperti berjanjian bel istirahat berbunyi. Aku mengeluarkan ponsel dari saku jaket rajutanku, aku mengirimi Sherin pesan memberitahukan bahwa aku menyasar di kantin dan meminta dia untuk datang menemaniku makan mie ayam.
***
   “Duh Priiiit lo liat ga tadi si Bagus senyumin gue! Tadi pas di kantin pas kita makan mie ayam.” Ujar Sherin dengan wajah berbunga-bunga dan senyum yang di buat semanis mungkin olehnya.
   “Nama gue Pritta!” Jawabku ketus. Lagi-lagi Sherin salah memanggilku. Huuuft.
   “Hihi iya iya Pritta gue lagi seneng banget tau ngga! Lo sih tadi ngga liat. Huh.” Sherin masih senyum-senyum sendiri dengan wajah berbunga-bunga yang tidak bisa di sembunyikan.
   “Iya gue tau, Sher. Gue udah denger ratusan kali lo ngomong kaya gitu setelah kita balik dari kantin tadi!” Aku menjawab Sherin dengan malas.
  “Ih lo kenapa sih? Gue kan lagi seneng. Lo ngga suka gue seneng?”
   “Dih apaan sih Sher. Gue cape tau ga liat senyum lo tuh yang sok-sok manis kaya gitu. Lagian kan lo udah punya Leon. Ngapain lo masih aja seneng di senyumin tuh anak baru. Sebel gue. Inget ya sepupu gue tuh sayang banget sama lo. Jangan disakitin kek!”
   Iya pacar Sherin memang sepupuku. Namanya Leon. Mahasiswa ekonomi semester dua sebuah universitas swasta di Bandung. Ya, mereka memang menjalani hubungan jarak jauh. Dan hanya bisa bertemu seminggu sekali. Itupun kalau Leon tidak sibuk, kalaupun Leon sibuk Sherin yang datang mengunjunginya ke Bandung. Menurutku masih jauh lebih baik Leon di bandingkan anak baru itu. Bukan karena dia sepupuku. Leon adalah anak yang baik dan pintar, dia juga ganteng, matanya sipit memakai kacamata dan kulitnya putih, badannya juga tinggi dan berbentuk. Tidak seperti anak baru itu, badannya seperti tiang dan rambutnya juga tidak rapi bahkan dia juga sombong, banyak orang yang tidak suka.
   “Iya deh maafin gue ya Priiit. Abis dia kan banyak yang suka jadi gue jadi gimana gitu deh di senyumin sama dia. Gue ngga punya perasaan apa-apa kok.” Ujar Sherin dengan manja.
   Aku mencoba menenangkan hatiku. Dia memanggilku seperti suara peluit polisi, lagi. Aku coba tidak marah soal itu. “Awas ya lo nyakitin sepupu gue, Sher.”
   “Iya gue janji ga akan nyakitin Leonardo Tjandrawinata sepupu Abelina Prittantia Suroso.” Ucap Sherin sambil mengacungkan jari kelingking mungilnya. Aku mengaitkan kelingkingku di kelingkingnya. Dan kami sama-sama tersenyum. Akhirnya jemputan kami datang berbarengan.
   “Bye Priiiiiit. Hihi.” Teriak Sherin dari kaca mobilnya.
   Aku tidak menjawab, karena aku malu berteriak-teriak seperti itu di depan umum. Lambaian tanganku pada Sherin sebagai pertanda aku menjawab teriakannya. Sherin tidak marah ataupun kecewa, karena dia tahu aku malu.

[To be continued..]
Ain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://dc100.4shared.com/img/1630434100/a97efa14/dlink__2Fdownload_2Fi1MqBrH-_3Ftsid_3D20130313-35301-2f246ef0/preview.mp3