Untuk sahabatku yang selalu mengagumi dari belakang.
Siang itu, aku melihat senyummu yang lebar terpampang jelas di wajahmu. Kamu menari-nari konyol di depan kelas. Tidak kusadari senyum simpul juga terulas di bibirku. Senyum simpulku sirna ketika kamu berlalu di balik pintu kelas bersama teman-temanmu. Kita hanya teman sekelas, dari pertama aku tidak pernah mengucapkan satu kata pun padamu. Aku hanya menatap punggungmu dari jauh. Dan menatap telingamu dari samping, karena tempat duduk kita berderetan. Entah kenapa setiap ingin bicara padamu bibirku selalu bergetar.
Pipimu yang chubby selalu membuatku gemas. Mata sipitmu yang selalu tertutup kacamata membuat mataku tak berkedip. Badanmu yang berisi membuatku ingin memelukmu. Ponimu terkadang membuatku kagum, dan tidak jarang membuatku tertawa. Tingkahmu yang lucu, membuatku tambah menyukaimu. Jaket birumu membuatku ingin memilikinya, karena aku juga suka biru. Suaramu memang tidak seperti laki-laki lain yang lantang dan berwibawa, tapi aku tetap menyukaimu dengan suara cemprengmu itu.
Entah sampai kapan aku hanya bisa melihat punggungmu dari jauh, seperti ketika aku berjalan di belakangmu. Entah sampai kapan aku hanya bisa melihat pipi bakpaumu, tanpa bisa ku cubit. Entah sampai kapan aku hanya bisa melihat jemarimu bergoyang-goyang ketika kamu berjalan, tanpa bisa aku genggam. Entah sampai kapan ponimu masih berantakan, tanpa bisa kurapikan. Sampai kapan aku hanya tersenyum di balik senyummu bersama teman-temanmu. Sampai kapan aku hanya bisa memendam perasaanku ini?
Mungkin sampai aku berani bicara padamu. Aku menyukaimu.
Ain
Siang itu, aku melihat senyummu yang lebar terpampang jelas di wajahmu. Kamu menari-nari konyol di depan kelas. Tidak kusadari senyum simpul juga terulas di bibirku. Senyum simpulku sirna ketika kamu berlalu di balik pintu kelas bersama teman-temanmu. Kita hanya teman sekelas, dari pertama aku tidak pernah mengucapkan satu kata pun padamu. Aku hanya menatap punggungmu dari jauh. Dan menatap telingamu dari samping, karena tempat duduk kita berderetan. Entah kenapa setiap ingin bicara padamu bibirku selalu bergetar.
Pipimu yang chubby selalu membuatku gemas. Mata sipitmu yang selalu tertutup kacamata membuat mataku tak berkedip. Badanmu yang berisi membuatku ingin memelukmu. Ponimu terkadang membuatku kagum, dan tidak jarang membuatku tertawa. Tingkahmu yang lucu, membuatku tambah menyukaimu. Jaket birumu membuatku ingin memilikinya, karena aku juga suka biru. Suaramu memang tidak seperti laki-laki lain yang lantang dan berwibawa, tapi aku tetap menyukaimu dengan suara cemprengmu itu.
Entah sampai kapan aku hanya bisa melihat punggungmu dari jauh, seperti ketika aku berjalan di belakangmu. Entah sampai kapan aku hanya bisa melihat pipi bakpaumu, tanpa bisa ku cubit. Entah sampai kapan aku hanya bisa melihat jemarimu bergoyang-goyang ketika kamu berjalan, tanpa bisa aku genggam. Entah sampai kapan ponimu masih berantakan, tanpa bisa kurapikan. Sampai kapan aku hanya tersenyum di balik senyummu bersama teman-temanmu. Sampai kapan aku hanya bisa memendam perasaanku ini?
Mungkin sampai aku berani bicara padamu. Aku menyukaimu.
Ain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar