“To live a creative life we must lose our fear of being wrong. Thank you for visit "Catatan Ain". I hope you can find what you want. -Ain-

Selasa, 19 Maret 2013

Surat Untuk Kamu :')

Sayangku,

   Sadarkah kamu seberapa lama hubungan kita ini? Ya, kita menjalani hubungan yang tidak sebentar. Ini adalah bulan ke-15 terhitung dari pertama aku mengenalmu. Hubungan yang tidak mudah untuk dijalani karena ada beberapa penghalang, tapi hubungan yang sangat indah bagiku. Ku akui pertama kali aku melihatmu di beberapa deretan foto, aku sangat kagum. Aku putuskan untuk mengenalmu lebih jauh. So far, aku suka dan aku nyaman sama kamu. Banyak kenangan manis dari pertama kenal, kalau di ingat-ingat bikin senyum-senyum sendiri. Dan sampai akhirnya kamu bisa jadi punya aku seutuhnya. Ya kita pacaran. Perasaanku tidak karuan. aku senang. Aku senang sekali. Kamu dewasa, baik, pengertian, perhatian, momong dan di tambah wajahmu yang manis. Kamu idaman setiap wanita. Aku bangga bisa punya pacar seperti kamu. Di setiap aku mengucap nama Tuhanku, tidak lupa aku selipkan ucap terima kasihku. Terima kasih karena sudah memberikan aku pembimbing seperti kamu disaat aku sedang jatuh. Saat itu aku masih sangat labil karena aku tidak tinggal bersama orang tuaku. Ingat kan bagaimana nakalnya aku dulu? Suka keluyuran dan hura-hura. Dengan adanya kamu, aku menjadi lebih dewasa. Terima kasih, sayang.
   Seiring berjalannya waktu, sifat asliku yang semula seakan tertutup oleh debu sejak itu mulai terlihat. Egois dan kekanak-kanakan. Aku pikir itu sifat yang biasa saat wanita ingin dimanjakan. Tapi tidak untukmu. Semakin lama kamu berpikir aku sudah keterlaluan. Setiap masalah muncul satu-persatu. Terkadang kita bertengkar untuk waktu yang lama. Entah itu seminggu atau lebih. Mungkin itulah yang disebut masa jenuh seseorang dalam berhubungan. Tidak jarang aku mengucapkan kata "putus". Aku bukan mempermainkanmu saat itu, tapi aku rasa hubungan kita sudah tidak bisa dilanjutkan. Tapi kamu selalu membujukku untuk kembali lagi. Tidak bisa dibohongi aku memang masih sayang, dan aku setuju. Kita putus dan nyambung berkali-kali. Dan lagi, kamu memintaku untuk kembali. Aku setuju. Lucu ya. Aku putuskan, kamu meminta dan kembali lagi.
   Kamu ingat kan sekitar bulan ke 7 atau 8? Kamu sibuk dengan ujian akhirmu. Dan aku dengan egoku selalu menuntutmu untuk selalu ada untukku. Kita selalu bertengkar sampai berminggu-minggu. Aku merasa aku sudah tidak kuat. Aku putuskan untuk mengakhiri. Hubungan kita berakhir. Tapi tidak seperti sebelumnya, aku putuskan dan kamu memintaku. Kali ini tidak. Hubungan kita berakhir seperti itu saja. Awalnya aku pikir aku bisa tanpamu. Tanpa orang yang mengucapkan selamat pagi dan selamat tidur untukku, tanpa orang yang selalu menemaniku, tanpa orang yang selalu mengingatkanku untuk makan, solat, mandi dan minum obat. Tapi aku salah! Aku tidak bisa. Aku menyesal mengakhirinya. Aku menyesal melepaskan. Kali ini aku mohon padamu. Ingat kan apa yang aku ucapkan saat itu? Aku rela melakukan apapun. Tapi kamu tetap dengan pendirianmu. Kamu menolakku. Kamu membuatku bingung. Tapi aku sadar itu semua salahku. Salahku yang menyia-nyiakan kamu dan membiarkan kamu pergi.
   Belum kamu maafkan, aku sudah membuat dosa lagi. Aku menyakitimu dengan cara berhubungan dengan yang lain saat hubungan kita baru berakhir. Aku tidak ingin membahasnya, karena aku tau itu akan menyakitimu kalau kamu mengingatnya. Aku sangat bodoh saat itu. Aku seperti orang gila yang tidak bisa berpikir. Mengapa aku tega menyakiti orang yang menyayangiku. Maafkan aku soal itu. Dan demi apapun hal itu tidak akan terulang lagi. Aku berjanji padamu. Percaya padaku. Aku janji padamu, sayang. Aku tau penyesalanku tidak membuat dosaku padamu menjadi bersih. Tapi akan aku perbaiki setiap sifat burukku. Itulah janjiku padamu saat itu. Kita kembali lagi. Kamu jadi milikku dan aku jadi milikmu lagi. Hariku rasanya menjadi sempurna lagi setelah sebulan tidak bersamamu.
   Sampai detik ini, saat kamu membaca tulisan ini aku masih milikmu. Aku menulis ini bukan untuk mengingatkanmu masa lalu kita. Tapi aku ingin minta maaf dan berterima kasih padamu. Seperti yang sudah aku sebutkan tadi, aku bangga punya pacar sepertimu. Pacar yang baik dan idaman setiap wanita. Kamu memang punya kekurangan, tapi itu tidak membuat sayangku padamu luntur walaupun aku selalu bilang "aku gasuka kalau kamu..... aku gasuka kalau kamu.....". Aku minta maaf kalau aku selalu menuntut kamu menjadi sempurna dan meminta kamu menuruti mauku. Maafkan aku kalau aku selalu egois dan emosional setiap ada masalah. Maafkan setiap aku membesarkan masalah, memintamu melakukan hal yang kamu tidak bisa. Maafkan aku jika aku tidak bisa menuruti maumu. Maafkan aku selalu membuatmu menyesal telah menegurku. Maafkan aku kalau selalu berlebihan. maafkan aku kalau aku terlalu cengeng. Maafkan untuk semua salahku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu disini. Maafkan aku untuk semuanya. Dan terima kasih sudah menjadi pacar terbaik untukku. Terima kasih sudah membuatku menjadi dewasa, terima kasih sudah mengajarkanku banyak hal mengenai hidup. Terima kasih untuk setiap pelajaran yang sudah kamu ajarkan. Terima kasih untuk setiap pengalaman yang sudah kamu berikan sama aku. Terima kasih untuk setiap cinta yang kamu buktikan sama aku. Sekali lagi terima kasih sudah menjadi laki-laki yang menyanyangiku seutuhnya. Terima kasih untuk setiap kata-kata manis yang kamu ucapkan.
   Aku menulis semua ini bukan karena aku takut berbicara padamu. Tapi karena aku malu mengucapkan semua salahku padamu. Maafkan aku ya. Maaf sudah membuat matamu sakit karena membaca sepanjang ini. Maaf untuk setiap kata maaf yang tertera di selembar kertas yang usang ini.

                                         
Aku menyayangimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://dc100.4shared.com/img/1630434100/a97efa14/dlink__2Fdownload_2Fi1MqBrH-_3Ftsid_3D20130313-35301-2f246ef0/preview.mp3