“To live a creative life we must lose our fear of being wrong. Thank you for visit "Catatan Ain". I hope you can find what you want. -Ain-

Jumat, 05 April 2013

Kerasnya Hidup

   Dibalik senyum indah itu terselip beban yang sangat besar dan berat. Itu yang aku lihat dari seorang gadis di pinggir jalan yang tadi aku temui sepulang sekolah tadi. Dengan pakaian lusuh dan tanpa alas kaki, gadis kecil itu membawa gitar kecil sambil melantunkan beberapa bait lagu. Mengharap ada orang dermawan yang mau memberikannya beberapa keping uang logam. Ia berjalan dari satu kendaraan ke kendaraan yang lain untuk sebungkus nasi. Sesekali ia menepis rabut poninya yang menutupi wajah, peluhnya bercucuran seperti air yang di semprotkan ke mukanya. Aku memilih untuk menepi sambil mengamatinya dari pinggir jalan. Rasa iba membungkus hatiku. Dimana orang tuanya? Bagaimana tega orang tua membiarkan anaknya berpanas-panasan di tengah jalan? Tanpa ku sadari, bibirku bergetar memanggilnya. Aku melambaikan tanganku ke arahnya. Ia berlari menuju ke arahku, bibir mungilnya semakin terlihat saat ia mendekat padaku. Akan terlihat sangat cantik jika di beri sedikit polesan pada wajahnya, di tambah lesung pipi yang membuatnya terlihat manis. Ia tersenyum dan bertanya "Kenapa teteh manggil aku?". Logat sundanya terdengar sangat kental. Aku turun dari sepeda motorku dan menarik tangannya menuju warung di dekat sana, aku berniat membelikannya minum. Disana terjadi percakapan di antara kami berdua.

"Nama kamu siapa?"
"Ami, teh."
"Kamu ngapain disana?"
"Aku ngamen teh."
"Rumah kamu dimana, dek?"
"Di belakang sana teteh rumahnya."
"Kamu ga sekolah emangnya?"
"Engga teteh. Aku disini ga ada siapa-siapa."
"Mama kamu kemana emangnya?"
"Dari kecil ga punya ibu."

   Oh ya ampun. Ia tidak punya orang tua. Tadinya aku merasa bahwa aku adalah orang yang paling menderita, karena hanya tinggal bersama papa. Aku harusnya masih bersyukur ada papa yang menjagaku. Sedangkan Ami, gadis pengamen itu tidak punya orang tua sama sekali. Hidup seseorang itu sudah di gariskan dari sebelum lahir ke dunia. Hidup seseorang itu berbeda-beda, ada yang susah dan ada yang mudah. Hidup Ami sangat keras. Karena dengan usianya yang sangat muda dia sudah bekerja, panas-panasan untuk menyambung hidupnya. Harusnya kita bersyukur dengan hidup yang seperti ini karena banyak yang hidupnya tidak seberuntung kita.

  Mei 2010

Ain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://dc100.4shared.com/img/1630434100/a97efa14/dlink__2Fdownload_2Fi1MqBrH-_3Ftsid_3D20130313-35301-2f246ef0/preview.mp3